Sunday, April 29, 2012

Ciri-Ciri Bayi Sehat


Akhir-akhir ini berita tentang kasus gizi buruk di tanah air begitu sering terdengar. Hampir setiap hari media elektronik maupun cetak memberitkan tentang kasus bayi penderita gizi buruk. Oleh karena itu, kita sebagai orang yang bukan bayi lagi perlu mewaspadai kejadian gizi buruk ini. Berikut ini adalah ciri-ciri bayi sehat menurut salah seorang mahasiswa Psikologi semester 2 UIN Sunan Gunung Djati Bandung berdasarkan olah pikirnya selama ini:
  • Lahir dengan berat badan minimal 3 Kg, lebih dari itu berarti super sehat.
  • Bayi menangis dengan keras dan nyaring.
  • Warna kulit kemerahan, dari muka, bibir, hingga tangan dan bagian kaki. Berlaku hanya untuk bayi non-kulit hitam. Yg kulit hitam, kalau bayinya putih berati dipertanyakan status ortunya.
  • Lengan dan tungkai bergerak aktif, tangan mengepal dan menekuk di siku, tungkai setengah tekuk di sendi paha dan lutut. Bisa di ajak latihan bela diri, kalau bisa seperti itu berarti bayi sehat.
  • Napas bayi teratur dan tenang, dinding dada dan dinding perut bergerak teratur. Orang tuanya kayaknya musti rajin ikut yoga.
  • Semua anggota badan lengkap sempurna, dari ujung kaki hingga ujung rambut. Tak terkecuali lubang mulut, lubang dubur dan pusar. Kalau gk lengkap bisa pesan di tokobaguss.com
  • Tinja pada hari pertama sampai ke-7 berwarna hijau, hari berikutnya berubah jadi kuning. Yg hri ke 9 warnanya merah, maklum terlalu banyak makan jengkol.
  • Sedangkan warna urin jernih atau kekuningan.
  • Warna putih mata tetap putih, tidak kuning.
  • jika di usia 4 minggu dinilai semua fungsi tubuh baik, berarti normal.
  • Bisa membedakan antara ASI dan ASSI {(Air Susu Selain Ibu (Sapi, Kambing, Kucing dll.)} biasanya ditandai dengan penolakan cukup keras. "Kalau gue minum susu sapi, berarti gue anak sapi dunk!", segera konsultasi ke dokter apabila terjadi kasus seperti ini.
  • Bisa membedakan antara puting asli dan imitasi, biasanya ditandai dengan bayi mengacungkan jari tengah sambil menangis yg kalau tangisannya di terjemahkan artinya begini. "Asu loe!, ngasih gue puting bajakan. Gue laporin polisi, ini kasus penipuan berat.

Demikianlah ciri-ciri bayi sehat, apabila bayi anda tidak memenuhi salah satu kriteria di atas segera hubungi dokter bayi. Jangan lupa cek apakah benar dia dokter buat manusia atau hewan. (lnz)

Thursday, April 26, 2012

Penelitian Kuantitatif


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
            Seiring perkembangan zaman membuat berbagai hal di dunia ini semakin maju dengan pesatnya. Modernitas itu terjadi bukan hanya mencakup media yang menjadi alat penyampaiaannya saja melainkan mencakup semua aspek kehidupan sehari-hari; dunia politik, sampai pada dunia keilmuan.
            Dalam perkembangannya, keilmuan yang mengkaji tentang sains memiliiki peranan penting dalam perkembangan zaman itu sendiri. Keilmuan yang terus berkembang membuat manusia yang memiliki fitrah dengan rasa keingin tahuannya terus menerus berinovasi baik atas hal-hal yang baru maupun mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang belum terpecahkan.
            Dalam prosesnya, manusia menggunakan keilmuan sebagai alat mencari kebenaran. Kebenaran keilmuan dapat dibenarkan melalui berbagai cara, salah satunya dengan penelitian.
            Penelitian merupakan kegiatan keilmuan yang urgen dan sangat diminati dalam berbagai aktivitas keilmuan, terlebih dalam dunia akademik. Penelitian menjadi hal penting yang harus dilakukan oleh insan akademis guna menunjang tugas-tugas akademikaya. Namun bukan hanya itu, penelitian menjadi tolak ukur keberhasilan suatu proses pendidikan dan lebih luasnya lagi menjadi tolak ukur kemajuan suatu bangsa dalam bidang pembangunan sumber daya mausia. Yang menjadi salah satu penghambat kemajuan budaya meneliti adalah kurangnya pengetahuan tentang metode penelitian itu sendiri sehingga banyak orang terutama para insan akademis melakukan penelitian yang tidak sesuai dengan kaidah-kaidah metodologi penelitian yang benar. Oleh karena itu, penulis dalam makalah ini akan membahas tentang salah satu bentuk metodologi penelitian yang sering digunakan dalam proses penelitian yaitu metodologi penelitian kuantitatif. Penulis juga akan membahas tentang keunggulan dan kelemahan dari penelitian kuantitatif.

1.2 Rumusan Masalah
a)      Apa yang dimaksud dengan penelitian kuantitatif?
b)      Bagaimana Langkah-Langkah Penelitian dengan Metode Kuantitatif?
c)      Apa Saja Syarat yang menetapkan suatu Metode Penelitian Kuantitatif?
d)     Apa Kelebihan dan Kekurangan Metode Penelitian Kuantitatif?

1.3 Tujuan Penulisan
a)      Mengetahui Pengertian Penelitian Kuantitatif
b)      Mengetahui Langkah-Langkah Penelitian dengan Metode Kuantitatif
c)      Mengetahui Syarat yang Menetapkan suatu Metode Penelitian Kuantitatif
d)     Mengetahui Kelebihan dan Kekurangan Metode Penelitian Kuantitatif





















BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Menurut Ari Kunto penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan angka mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data serta terhadap hasilnya (Ari Kunto, 1992).  Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa penelitian kuantitatif adalah penelitian yang data-datanya berupa angka dan data-data yang diangkakan kemudian data dikumpulkan dalam bentuk angka dan ditafsirkan kedalam bentuk angka juga.

2.2. Langkah-Langkah Penelitian
Setiap metode penelitian pasti memilki langkah-langkah untuk melaksanakan penelitiannya begitu juga dengan  penelitian kuantitatif. Langkah-langkah penelitian kauntitatif adalah sebagai berikut:

         2.2.1 Latar Belakang Masalah
Latar belakang masalah memuat hal-hal yang menarik untuk melakukan penelitian, biasanya kerana adanya kesenjangan antara yang seharusnya dan kenyataan. Dalam bagian ini dimuat deskripsi singkat wilayah penelitian dan juga jika diperlukan hasil penelitian penyelidik sebelumnya. Secara rinci latar belakang (Wardi Bachtiar:1997) berisi:
a. Argumentasi mengapa masalah tersebut menarik untuk diteliti dipandang dari bidang keilmuan/maupun kebutuhan praktis.
b. Penjelasan akibat-akibat negatif jika masalah tersebut tidak dipecahkan.
c. Penjelasan dampak positif yang timbul dari hasil-hasil penelitian
d. Penjelasan bahwa masalah tersebut relevan, aktual dan sesuai dengan situasi dan kebutuhan zaman
e. Relevansinya dengna penelitian-penelitian sebelumnya
f. Gambaran hasil penelitian dan manfaatnya bagi masyarakat atau negara dan bagi perkembangan ilmu.
2.2.2 Identifikasi, Pemilihan dan Perumusan Masalah
a.    Identifikasi Masalah
Masalah penelitian dapat diidentifikasi sebagai adanya kesenjangan antara apa yang seharusnya dan apa yang ada dalam kenyataan, adanya kesenjangan informasi atau teori dan sebagainya.
b. Pemilihan Masalah
1). Mempunyai nilai penelitian (asli, penting dan dapat diuji)
2). Feasible/dapat dilaksanakan (biaya, waktu dan kondisi)
3). Sesuai dengan kualifikasi peneliti.
4). Menghubungkan dua variabel atau lebih (Nazir: 1988)
c.    Sumber Masalah
Bacaan, seminar, diskusi, pengamatan, pengalaman, hasil penelitian terdahulu, dan lain-lain.
d.   Perumusan Masalah 
1).   Dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya
2).   Jelas dan padat
3). Dapat menjadi dasar dalam merumuskan hipotesis dan judul penelitian.
  Selain dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya, suatu masalah dapat dirumuskan dengan menggunakan kalimat berita. Keduanya sama baiknya akan tetapi ada perbedaan dalam kemampuannya mengkomunikasikan pesan yang ada di dalamnya. Kalimat berita lebih bersifat memberikan gambaran tentang karakteristik masalah yang bersangkutan. Sedangkan kalimat tanya dapat lebih mengakibatkan adanya tantangan untuk mengumpulkan informasi lebih lanjut.

2.2.3 Perumusan Tujuan dan Manfaat Penelitian
1) Tujuan penelitian adalah suatu pernyataan tentang apa yang akan kita cari/   capai dari masalah penelitian. Cara merumuskan yang paling mudah adalah dengan mengubah kalimat pertanyaan dalam rumusan masalah menjadi kalimat pernyataan.
2) Manfaat penelitian mencakup manfaat teoritis dan praktis (Arikunto:1992).
2.2.4 Telaah Pustaka
1) Manfaat Telaah Pustaka
2) Untuk memperdalam pengetahuan tentang masalah yang diteliti
3) Menyusun kerangka teoritis yang menjadi landasan pemikiran
4) Untuk mempertajam konsep yang digunakan sehingga memudahkan perumusan hipotesa
5) Untuk menghindari terjadinya pengulangan penelitian

2.2.5 Pembentukan Kerangka Teori
Kerangka teori merupakan landasan pemikiran yang membantu arah penelitian, pemilihan konsep, perumusan hipotesa dan memberi kerangka orientasi untuk klasifikasi dan analisis data (Koentjaraningrat:1973). Kerangka teori dibuat berdasarkan teori-teori yang sudah ada atau berdasarkan pemikiran logis yang dibangun oleh peneliti sendiri.
Teori yang dibahas atau teori yang dikupas harus mempunyai relevansi yang kuat dengan permasalahan penelitian. Sifatnya mengemukakan bagaimana seharusnya tentang masalah yang diteliti tersebut berdasar konsep atau teori-teori tertentu. Khusus untuk penelitian hubungan dua variabel atau lebih maka dalam landasan teori harus dapat digambarkan secara jelas bagaimana hubungan dua variabel tersebut.

2.2.6 Perumusan Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya. Hipotesa merupakan kristalisasi dari kesimpulan teoritik yang diperoleh dari telaah pustaka. Secara statistik hipotesis merupakan pernyataan mengenai keadaan populasi yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian.
2.2.7 Definisi Operasional Variabel Penelitian
Konsep merupakan definisi dari sekelompok fakta atau gejala (yang akan diteliti). Konsep ada yang sederhana dan dapat dilihat seperti konsep meja, kursi dan sebagainya dan ada konsep yang abstrak dan tak dapat dilihat seeprti konsep partisipasi, peranan dan sebagainya. Konsep yang tak dapat dilihat disebut construct. Karena construct bergerak di alam abstrak maka perlu diubah dalam bentuk yang dapat diukur secara empiris, atau dalam kata lain perlu ada definisi operasional.
Definisi operasional adalah mengubah konsep dengan kata-kata yang menggambarkan perilaku atau gejala yang dapat diamati dan dapat diuji kebenarannya oleh orang lain.

2.2.8 Validitas/Keabsahan dan Reliabilitas/Keabsahan Instrumen
Pertanyaan-pertanyaan untuk mengukur variabel yang kita teliti sebelumnya harus dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Bila instrumen/alat ukur tersebut tidak valid maupun reliabel, maka tidak akan diperoleh hasil penelitian yang baik.
Validitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur betul-betul mengukur apa yang akan diukur.
Ada beberapa jenis validitas, namun yang paling banyak dibahas adalah validitas konstruk. Konstruk atau kerangka konsep adalah istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian penelitian. Konsep itu kemudian seringkali masih harus diubah menjadi definisi yang operasional, yang menggambarkan bagaimana mengukur suatu gejala. Langkah selanjutnya adalah menyusun pertanyaan-pertanyaan/ pernyataan-pernyataan yang sesuai dengan definisi itu
Untuk mencari definisi konsep tersebut dapat ditempuh dengan berbagai cara sebagai berikut :
1.      Mencari definisi konsep yang dikemukakan para ahli. Untuk ini perlu dipelajari buku-buku referensi yang relevan.
2.      Jika dalam literatur tidak dapat diperoleh definisi konsep-konsep penelitian, maka peneliti harus mendefinisikan sendiri konsep tersebut. Untuk tujuan ini peneliti dapat mendiskusikan dengan ahli-ahli yang kompeten dibidang konsep yang akan diukur.
3. Menanyakan definisi konsep yang akan diukur kepada calon responden atau orang-orang yang memiliki karakteristik yang sama dengan responden (Ancok: 1989).
Cara yang paling banyak dipakai untuk mengetahui validitas konstruk suatu instrumen/alat pengukur ialah dengan mengkorelasikan skor/nilai yang diperoleh pada masing-masing pertanyaan/pernyataan dari semua responden dengan skor/nilai total semua pertanyaan/pernyataan dari semua responden. Korelasi antara skor/nilai setiap pertanyaan/pernyataan dan skor/nilai total haruslah signifikan berdasarkan ukuran statistik tertentu misalnya dengan menggunakan teknik korelasi product moment.
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengkur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Reliabilitas menunjukkan kemantapan/konsistensi hasil pengukuran. Suatu alat pengukur dikatakan mantap atau konsisten, apabila untuk mengukur sesuatu berulang kali, alat pengukur itu menunjukkan hasil yang sama, dalam kondisi yang sama.
Setiap alat pengukur seharusnya memiliki kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran yang mantap atau konsisten. Pada alat pengukur fenomena fisik seperti berat dan panjang suatu benda, kemantapan atau konsistensi hasil pengukuran bukanlah sesuatu yang sulit diperoleh. Tetapi untuk pengukuran fenomena sosial, seperti sikap, pendapat, persepsi, kesadaran beragama, pengukuran yang mantap atau konsisten, agak sulit dicapai.
Berhubung gejala sosial tidak semantap fenomena fisik, maka dalam pengukuran fenomena sosial selalu diperhitungkan unsur kesalahan pengukuran. Dalam penelitian sosial kesalahan pengukuran ini cukup besar. Karena itu untuk mengetahui hasil pengukuran yang sebenarnya, kesalahan pengukuran ini perlu diperhitungkan. Makin kecil kesalahan pengukuran, semakin reliabel alat pengukurnya. Semakin besar kesalahan pengukuran, semakin tidak reliabel alat pengukur tersebut.
Teknik-teknik untuk menentukan reliabilitas ada tiga yaitu: a. teknik ulangan, b. teknik bentuk pararel dan c. teknik belah dua. Dalam tulisan ini akan dijelaskan satu teknik saja yaitu teknik belah dua.
Teknik belah dua merupakan cara mengukur reliabilitas suatu alat ukur dengan membagi alat ukur menjadi dua kelompok. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
a. Mengajukan instrumen kepada sejumlah responden kemudia dihitung validitas itemnya. Item yang valid dikumpulkan menjadi satu, item yang tidak valid dibuang.
b. Membagi item yang valid tersebut menjadi dua belahan. Untuk mebelah instrumen menjadi dua, dapat dilakukan dengan salah satu cara berikut: 1). Membagi item dengan cara acak (random). (2) membagi item berdasarkan nomor genap-ganjil. Untuk menghitung reliabilitasnya skor total dari kedua belahan itu dikorelasikan.

2.2.9 Penetapan Metode Penelitian
Penetapan metode penelitian mencakup : (i) penentuan subyek penelitian (populasi dan sampel), (ii) metode pengumpulan data(penyusunan angket) dan (iii) metode analisis data (pemilihan analisis statistik yang sesuai dengan jenis data).

2.2.10 Pembuatan Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian adalah pedoman yang disusun secara sistematis dan logis tentang apa yang akan dilakukan dalam penelitian.

2.2.11 Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data diperlukan kemampuan melacak peta wilayah, sumber informasi dan keterampilan menggali data. Untuk itu diperlukan pelatihan bagi para tenaga pengumpul data.

2.2.12 Pengolahan, Analisis dan Interpretasi Hasil Penelitian

Pengolahan data meliputi editing, coding, katagorisasi dan tabulasi data. Analisis data bertujuan menyederhanakan data sehingga mudah dibaca dan ditafsirkan. Dalam penelitian kuantitatif analisis data menggunakan statistik.
Interpretasi bertujuan menafsirkan hasil analisis secara lebih luas untuk menarik kesimpulan.

2.2.13 Menyusun Laporan Penelitian

Untuk memudahkan menyusun laporan maka diperlukan kerangka laporan out line.

2.3 Syarat-Syarat Penelitian Metode Kuantitatif
a. Sistematis
Dilaksanakan menurut pola tertentu dari yang paling sederhana sampai dengan yang kompleks sehingga tercapai tujuan secara efektif dan efisien.
b. Berencana
Dilaksanakan dengan adanya unsur kesengajaan dan sebelum dilakukan penelitian, sudah dipikirkan langkah-langkah pelaksanaanya.
c. Mengikuti Konsep Ilmiah
Mulai dari awal sampai dengan akhir kegiatan, penelitian dilakukan dengan mengikuti cara-cara atau langkah-langkah yang sudah ditentukan, yaitu prinsip yang digunakan untuk memperoleh ilmu pengetahuan (taraf berpikir ilmiah oleh John Dewey di dalamreflective thinking) yang antara lain meliputi:
1)      The felt need
Penelitian dilakukan karena diawali oleh adanya kebutuhan atau tantangan untuk menyelesaikan suatu masalah.
2)      The Problem
Merumuskan masalah agar suatu masalah penelitian menjadi jelas batasan, kedudukan, dan alternatif cara untuk memecahkan masakah tersebut.


3)      The hypothesis
Menetapkan hipotesis sebagai titik tolak mengadakan kegiatan pemecahan masalah.
4)      Collection of data as evidence
Mengumpulkan data untuk menguji hipotesis.
5)      Concluding belief
Menarik kesimpulan berdasarkan hasil pengolahan data dan dikembalikan kepada hipotesis yang sudah dirumuskan.
6)      General value of the conclusion
Menentukan kemungkinan untuk mengadakan generalisasi dari kesimpulan tersebut dan implikasinya di masa yang akan datang (Sutrisno Hadi di dalam Suharsimi Arikunto, 1998: 15).

2.4 Kelebihan dan Kekurangan Metode Penelitian Kuantitatif
      2.4.1 Kelebihan
a)      Banyak gejala yang hanya dapat diselidiki dengan observasi, hasilnya lebih akurat dan sulit dibantah
b)      Banyak objek yang hanya bersedia diambil datanya hanya dengan observasi, misalnya terlalu sibuk dan kurang waktu untuk diwawancarai atau menisci kuisioner
c)      Kejadian serempak dapat diamati dan dicatat serempak pula dengan memperbanyak observer
d)     Banyak kejadian yang dipandang kecil yang tidak dapat ditangkap moleh alat pengumpul data yang lain, yang ternyata sangat menentukan hasil penelitian

2.4.2 Kelemahan
a)      Observasi tergantung pada kemampuan pengamatan dan mengingat
b)      Kelemahan-kelemahan observer dalam pencatatan
c)      Banyak kejadian dan keadaan objek yang sulit diobservasi, terutama yang menyangkut kehidupan pribadi yang sangat rahasia
d)     Observasi sering menemukan observer yang bertingkah laku baik dan menyenangkan karena tahu dia sedang di observasi
e)      Banyak gejala yang hanya dapat diamati dalam keadaan tertentu sehingga dapat terjadi gangguan yang menyebabkan observasi tidak dapat dilakukan.























BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan berikut:
1.      Metode Penelitian Kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan angka mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data serta terhadap hasilnya.
2.      Metode Penelitian Kuantitatif berpacu pada syarat-syarat tertentu dimana aspek satu dengan yang lainnya saling menguatkan satu sama lain, yaitu; sistematis, berencana, dan mengikuti konsep ilmiah
3.      Metode Penelitian Kuantitatif dapat digunakan pada penelitian yang bersifat observasi secara langsung pada objek, yang memiliki keunggulan hasil data yang lebih akurat dan sulit dibantah.
4.      Metode Penelitian Kuantitatif memiliki proses pengolahan data yang lebih spesifik (rumit) sehingga dalam aplikasinya masih jarang digunakan.

3.2  Saran
1)      Meninjau penggunaan metode penelitian kuantitatif ini dengan perbandingan aplikasinya, penulis berharap dalam dunia akademis menyediakan suatu pembinaan khusus untuk menunjang terlahirnya insan-insan akademis yang unggul dengan hasil karya ilmiahnya.







DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Fajar, Metodologi Penelitian Kualitatif dalam Jurnal Penelitian Agama Nomor: 1 Juni – Agustus 1992. Balai Penelitian P3M IAIN Sunan Kalijaga

Ace Suryadi, Teori dan Praktek Perumusan Masalah Dalam Penelitian Sosial Keagamaan, Makalah Tidak Diterbitkan, 2000.

Djamaluddin Ancok, Teknik Penyusunan Skala Pengukuran; PPK UGM, Yogyakarta, 1989.

Koentjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, Gramedia, Jakarta, 1973.

Harahap, Nasruddin, Penelitian Sosial : Latar Belakang, Proses : Persiapan Pelaksanaannya, dalam Jurnal Penelitian Agama Nomor: 1 Juni – Agustus 1992. Balai Penelitian P3M IAIN Sunan Kalijaga

Moh. Nasir, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1988.

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survai, LP3ES, Jakarta, 1985.

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Jakarta, PT. Rineka Cipta, 1992.

Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, Logos: Jakarta, 1997.