Dua tahun yang lalu penulis pernah mengikuti kegiatan Kongres
Pemuda Galuh (KPG) 2010, yang paling menarik dari kongres itu adalah tentang Subbanul Yaum
Rijalul Yaum yang harus di tanamkan di dalam setiap jiwa pemuda Indonesia, yaitu pemuda hari ini adalah pemimpin hari ini. Masyarakat umumnya mengenal kata-kata mutiara berbahasa Arab (Mahfudzat)
“Subbanul Yaum Rijalul Ghad” artinya pemuda hari ini adalah pemimpin di masa
yang akan datang dan secara tidak langsung menjadi sebuah doktrin,
sehingga dalam sebuah iklan salah satu perusahaan rokok terdapat kata-kata “yang
muda yang tidak dipercaya”, mungkin maksudnya untuk menyindir tentang
keanyataan yang terjadi di masyarakat yaitu kaum muda biasanya sangat sulit
untuk menempati posisi penting dalam sebuah jabatan struktural karena kaum tua
beranggapan bahwa posisi penting harus di tempati oleh orang tua yang telah
banyak makan asam-garam, intinya bahwa kaum tua tidak bisa memberikan
kepercayaan kepada kaum muda. Esensi dari Subbanul Yaum Rijalul Yaum adalah
bahwa seorang pemuda menjadi pemimpin itu tidak hanya setelah ia menjadi
seorang Bupati, Gubernur, Kiyai atau yang lainnya akan tetapi seorang pemuda
menjadi pemimpin ketika dia menempati jabatan struktural dalam sebuah
organisasi, lembaga, institusi dll. Disetiap SLTP, SLTA di seluruh Indonesia
pasti terdapat organisasi seperti OSIS, PRAMUKA dan semua organisasi itu pasti
ada ketuanya di OSIS ada Ketua OSIS, di PRAMUKA ada Pradana/Pradani, di
Prguruan Tinggi ada BEM dengan Presiden BEM nya dan semua jabatan itu dipegang
oleh pemuda, apakah mereka semua tidak pantas disebut sebagai seorang pemimpin?
Pada pemilu 2009 yang lalu banyak calon
anggota legislatif berasal dari kaum muda, rata-rata mereka mencalonkan diri
sebagai anggota legislatif karena melihat kenyataan bahwa di Indonesia sekarang
tengah terjadi krisis kepemimpinan, banyak pemimpin yang rata-rata berasal dari
kaum tua memiliki gaya memimpin yang monoton, terlalu hati-hati, kurang cepat
dalam bertindak, dan banyak menuai mosi tidak percaya dari masyarakat. Dari
semua pemuda yang yang mencalonkan dalam pemilu 2009 itu ada yang berhasil
menjadi anggota legislatif ada juga yang tidak, akan tetapi kita dapat melihat
banyak orang-orang yang sukses berasal dari kaum muda, kita mengenal HIPMI
Himpunan Pengusaha Muda Indonesia, Kota Bandung yang terkenal dengan sebagai
Kota Industri Kreatif, orang-orang kreatif rata-rata berasal dari kaum muda,
itu artinya bahwa pemuda-pemuda itu dapat menjadi seorang pemimpin, walaupun
dalam kapasitas kecil, karena yang namanya pemimpin bukan hanya yang mengurusi
sebuah oraganisasi formal, Institusi Pemerintahan, akan tetapi seseorang bisa
disebut pemimpin apabila ada yang dipimpinnya.
Kaum muda yang identik dengan semangat menggebu-gebu, yang ingin melakukan segala
sesuatu dengan cepat, dan memiliki idealisme yang tinggi dengan
pemikiran-pemikiran barunya yang selalu ingin mencoba membuat sebuah perubahan
nyata tetapi terhambat dengan keadaan di masyarakat yang terbelenggu dengan
pemikiran bahwa yang muda itu akan membawa kepada keadaan yang lebih buruk,
pemuda itu tidak memiliki gaya memimpin baik, dan semua pemikiran yang intinya
tidak setuju menjadiakan pemuda itu sebagai seorang pemimpin.
Bagaimanakah caranya agar pemuda dapat
diterima menjadi seorang pemimpin di masyarakat?. Salah satu caranya adalah
dengan memberikan kontribusi yang langsung dapat dirasakan oleh masyarakat,
menunjukan cara memimpin organisasi kepemudaan yang ada dimasyarakat seperti
Karang Taruna, menunjukan jiwa kepemimpinan yang baik, menjadi suri tauladan
yang baik khusunya bagi para pemuda lainnya dan umumnya bagi seluruh
masayarakat.
Secara otomatis apabila semua cara yang diatas
dapat dilakukan oleh pemuda maka para pemuda akan dipercaya untuk dijadikan
sebagai seorang pemimpin di masyarakat.
No comments:
Post a Comment