ISLAM IS THE WAY OF LIFE
Oleh: Hamba Allah
Islam is way of my life, Islam
adalah jalan hidupku, suatu keyakinan yang sangat perlu dimiliki oleh setiap
ummat Islam karena dengan menjadikan Islam sebagai jalan hidup maka hidup dan
kehidupan yang kita jalani akan selalu mendapatkan ridha Allah SWT.
Pada zaman ini banyak
ummat Islam yang tidak menjadikan Islam sebagai panduan hidup, hanya sebagai
simbol belaka. Sudah sering kita dengar para pelaku kejahatan ternyata beragama
Islam dan dari tampilan luarpun mereka sudah terlihat bahwa mereka adalah orang
muslim. Namanya identik dengan Islam, memakai bahasa Arab seperti di awali
dengan kata Muhammad dsb. Walaupun menurut nabi nama adalah doa akan tetapi itu
tidak menjadi jaminan bahwa perilaku orang tersebut sesuai dengan makna nama
yang ia sandang. Kemudian moralitas relatif yang di anut kaum postmodernis
mulai merasuki jiwa ummat Islam padahal Islam sudah sangat jelas membuat aturan
moral yang harus di taati pemeluknya sehingga banyak intelektualis beragama Islam
membuat aturan moral baru dengan mengatakan bahwa itu tidak bertentangan dengan
Islam.
Selain permasalahan
kronis di atas masih ada jutaan masalah lain yang dihadapi Islam salah satunya
rasa ta’asub golongan dan paham yang mengakibatkan perpecahan di internal ummat
Islam sendiri. Saling mengkafirkan padahal yang dikafirkan itu masih
menjalankan ajaran Islam yang fundamental seperti rukun Islam, rukun Iman dsb.
Begitu mudahnya orang men-judge suatu golongan itu sesat padahal tahu
secara keseluruhan saja belum. Menurut salah satu ulama Al-Azhar, syeh Ahmad,
selama ajaran yang dipakai suatu golongan tidak bertentangan dengan Al-Quran dan
As-Sunnah kita haram mengatakan sesat atau kafir.
Di media masa sudah sering kita lihat
tentang berbagai serangan yang dilakukan berbagai kelompok yang mengatasnamakan
Jihad terutama di daerah Timur Tengah seperti Pakistan, Irak dan Afghanistan
yang mayoritas korban serangan adalah ummat Islam sendiri, masih satu agama dan
satu keyakinan. Entah apa yang ada dipikiran orang-orang yang melakukan
serangan itu padahal mereka mengaku adalah orang yang mengamal ajaran Islam
sesuai tuntunan Rasul. Apakah Rasul pernah mengajarkan menyerang saudara
seiman?. Kasus terbaru adalah pembunuhan 7 guru wanita di Pakistan, mereka
beragama Islam, mereka mendidik generasi muda muslim di sekolah-sekolah. Apakah
label radikal dan ekstrimis dari Amerika akan menjadi sesuatu yang nyata?
Salah satu solusi untuk
menghilangkan perpecahan antar golongan ini adalah perlu di adakannya
komunikasi lintas golongan, lintas madzhab, dan lintas pemahaman sehingga di
temukan titik temu yang akan menghilangkan su’udzan dan permusuhan.
Kemudian masalah yang
lainnya adalah percampuran budaya setempat dengan ajaran Islam karena pemeluk Islam
tersebar di seluruh dunia yang memilki budaya masing-masing sehingga muncullah
istilah Islam tradisionalis, Islam kejawen dsb. Bukanya budaya setempat yang di
sesuaikan dengan Islam akan tetapi malah Islam yang di sesuaikan dengan budaya
setempat sehingga banyak budaya yang sebenarnya bertentangan dengan Islam malah
di anggap ajaran Islam karena menganggap bahwa Islam mengakomodir setiap budaya
seperti budaya atau tradisi ziarah dengan membawa sesaji yang jelas-jelas itu
itu sangat bertentangan dengan ajaran Islam. Kaum liberalis mengatakan bahwa
yang mereduksi budaya bangsa salah satu yang paling dominan adalah agama,
memang benar seperti itu. Sehingga sekarang muncul kampanye untuk
mempertahankan budaya dengan mengesampingkan ajaran agama.
Secara sederhana kita dapat melihat
bagaimana Islam merubah suatu kebudayaan yang secara rasiopun adalah budaya
yang dirubah memang terbelakang. Ketika para misionaris datang ke suatu suku
primitif maka para misionaris itu tidak akan merubah budaya mereka seperti
budaya telanjang dsb. Beda dengan Islam, Islam mengajarkan untuk menutup aurat,
Islam mengajarkan mana makanan halal dan haram. Dalam ilmu sosial dikatakan
bahwa budaya itu selalu berubah sehingga tidak bisa di tetapkan suatu aturan
yang prinsipil akan tetapi hal ini tidak berlaku untuk ajaran Islam yang
fundamental seperti tentang kewajiban shalat, zakat, dll. Itulah mengapa Islam
tidak bisa disamakan dengan budaya.
Zaman sekarang masih
banyak umat Islam yang tidak bisa membedakan mana ajaran agama dan mana budaya
sehingga menganggap sesuatu yang sebenarnya itu adalah sebuah budaya di anggap
bagian dari ajaran agama seperti pemahaman tentang segala sesuatu berbau Arab
adalah Islam padahal tidak setiap Arab adalah Islam seperti pemakaian bahasa
Arab 100% ketika khutbah Jumat padahal itu bukan di daerah yang orang-orangnya
mampu berbahasa Arab sehingga muncul lelucon Abu Jahalpun berbicara memakai
bahasa arab tapikan dia bukan pemeluk Islam.
Selain masalah yang tadi
sudah dipaparkan di atas masih banyak masalah lain yang di hadapi ummat Islam
oleh karena itu kita sebagai bagian dari Islam harus dan wajib kembali
menjadikan ajaran Islam sebagai jalan hidup, sebagai panduan hidup. Nabi pernah
mengatakan dalam salah satu haditsnya apabila engkau berselisih tentang sesuatu
dan tidak menemukan pemecahannya maka kembalillah ke Al-Quran dan As-Sunnah.
“Ummat Islam bersatu bukanlah cita-cita
yang mustahil untuk di wujudkan.”
*Tulisan ini juga di publikasikan di tintaungunews.wordpress.com
No comments:
Post a Comment