Monday, November 21, 2011

Pengertian Keimanan Kepada Allah SWT

Pengertian Keimanan Kepada Allah SWT

Oleh: Lubi Nurzaman, kelas B Smester I Fak. Psikologi UIN Sunan Gunung Djati

Menurut Sayyid Sabiq pengetian keimanan tersusun kedalam enam perkara, yaitu:

1. Ma’rifat kepada Allah dengan nama-nama-Nya yang mulia dan sifat-sifa-Nya yang tinggi juga ma’rifat dengan bukti-bukti wujud atau ada-Nya serta pernyataan sifat keagungan-Nya dalam alam semesta atau di dunia ini.

2. Ma’rifat dengan alam yang ada dibalik alam semesta pula kekuatan-kekuatan kebaikan yang tidak dapat deilihat, demikian pula kekuata-kekuatan kebaikan yang terkandung didalam yakni yang berbentuk Malaikat, juga kekuatan-kekuatan jahat yang terbentuk iblis dan syaitan, selain itu juga ma’rifah yang ada didalam alam lain lagi seperti jin dan ruh.

3. Ma’rifat dengan kitab Allah ta’ala yang diturunkan oleh-Nya kepada para Rasul, kepentingannya adalah sebagai batas untuk mengetahui antara yang hak dan yang batil, yang baik dan yang jelek, yang halal dan yang haram, juga antara yang bagus dan yang buruk.

4. Ma’rifat dengan Nabi-nabi dan Rasul-rasul Allah ta’ala yang terpilih oleh-Nya untuk menjadi pembimbing kearah petunjuk, serta pemimpin seluruh makhluk guna menuju kepada arah yang baik.

5. Ma’rifat dengan hari akhir dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di saat itu seperti kegbangkitan dari kubur (hidup lagi sesudah mati), memperoleh balasan, pahala atau siksa, surga atau neraka.

6. Ma’rifat kepada takdir (Qadha dan Qadar) yang diatas landasan itulah berjalan peraturan segala yang ada dialam semesta ini, baik dalam penciptaan ataucara mengaturnya.

Dalam ajaran islam pokok-pokok aqidah meliputi “Arkanul Iman” (Rukun Iman), Rukun Iman menurut Al-Firqoh An-Najiyah antara lain : Iman kepada Allah Ta’ala, Iman Kepada Para Malaikat-malaikat-Nya, Iman Kepada Kitab-kitab, Iman Kepada Rasul-rasul, Iman Kepada Kebangkitan Setelah Mati ( Adanya Hari akhirat). Iman Kepada Takdir Yang Baik maupun buruk dari Allah (Qodho dan Qadar).
Ke enam hal tersebut diatas adalah sebagai landasan pokok dan menjadi suatu kewajiban bagi penganut agama islam, untuk mempelajari dan mengetahui serta meyakini, uraiannya sebagai berikut :

1. Iman kepada Allah Ta’ala.
Meyakini bahwa hanya Allah subhanahu wataala satu-satu-Nya pencipta alam ini, menguasai, mengatur, mengurus segala sesuatu di dalamnya, memberi rizki, kuasa, menjadikan, mematikan, menghidupkan dan yang mendatangkan manfaat serta madharat. Dia berbuat segala sesuatu sesuai dengan kehendak-Nya.

2. Iman kepada Malaikat-Malaikat-Nya.

Beriman kepada malaikat berarti meyakini bahwa Allah mempunyai Malaikat-malaikat. Allah jadikan mereka dari cahaya, diciptakan untuk senantiasa taat kepada-Nya dan tidak pernah membangkang terhadap apa saja yang diperintahkan Allah kepada mereka, senantiasa mengerjakan semua perintah-Nya, terus-menerus bertasbih kepada Allah siang dan malam, tidak ada yang mengetahui jumlah mereka kecuali Allah, dan Allah membebankan kepada mereka berbagai tugas yang berbeda-beda.
Beriman kepada malaikat merupakan rukun kedua dari rukun iman yang enam, tidak sah keimanan seseorang tanpa beriman kepada malaikat, Para ulama sepakat bahwa hokum beriman kepada malaikat adalah wajib, barangsiapa mengingkari keberadaan mereka atau sebagian dari mereka yang telah disebutkan (nama-namanya) oleh Allah, maka ia telah kafir dan menentang Al-Quran, sunnah dan ijma’.

3. Iman Kepada Kitab-Kitab-Nya.

Beriman dengan semua kitab yang diturunkan kepada para rasul merupakan rukun ketiga dari rukun iman yang enam. Allah telah mengutus para Rasul dengan membawa kebenaran yang nyata, dan Dia turunkan bersama mereka kitab-kitab sebagai rahmat bagi hamba-Nya dan sekaligus sebagai petunjuk bagi mereka demi tercapainya kebahagiaan hidup dunia dan akhirat, dan sebagai pedoman hidup dan hakim antara mereka dalam masalah-masalah yang mereka perselisihkan.

4. Iman Kepada Rasul-Rasul-Nya.

Iman kepada Rasul ialah meyakini dengan sepenuh hati bahwa para rasul adalah orang yang menerima wahyu dari allah untuk disampaikan kepada umatnya agar mereka beriman, selamat, dan bahagia, baik didunia maupun diakhirat.
Disamping itu kepada para Rasul, Allah swt, juga memberikan wahyu kepada para Nabi-Nya, namun, tugas seorang Nabi hanya menerima wahyu untuk diri dan keluarganya, Oleh karena itu setiap Rasul pasti nabi, tetapi tidak setiap nabi itu rasul.
Secara bahasa “Rasul” artinya utusan, jadi rasul Allah artinya utusan Allah yang ditugaskan menyampaikan wahyu kepada umatnya, tugas rasul sangat berat karena mereka harus menyampaikan wahyu berupa ajaran-ajaran yang diterima allah kepada umatnya. Dalam menyampaikan wahyu kepada umatnya tidak jarang para rasul mendapatkan tantangan, penghinaan, bahkan siksaan, karena begitu berat tugas para rasul maka selain Allah memberikan wahyu kepada mereka, para rasul juga diberi mu’jizat.

5. Iman Kepada Hari Akhir.

Iman kepada hari akhirat Yaitu meyakini akan berakhirnya kehidupan dunia ini dan setelah itu akan memasuki alam lain, dimulai dengan kematian dan kehidupan alam kubur untuk kemudian terjadinya hari kiamat dan selanjutnya adalah kebangkitan (dari kubur), dikumpulkan di padang mahsyar dan diputuskan ke surga atau neraka.
Percaya kepada hari kiamat merupakan rukun iman yang kelima, iman kepada hari akhirat adalah bagian rukun iman yang wajib diyakini tanpa ragu-ragu bahwa akan dating suatu hari, saat setiap perbuatan manusia selama didunia akan diberi balasan. Bila waktu itu sudah tiba amal ibadah seseorang akan ditimbang dan diberi balasan sesuai dengan amal yang dikerjakannya. Kita wajib percaya dengan datang nya hari kemudian atau akhirat.

6. Iman Kepada Qadha dan Qadar.

Taqdir adalah Ketentuan Allah untuk seluruh yang ada sesuai dengan ilmu dan hikmah-Nya. Taqdir ini kembali kepada kudrat (kekuasaan) Allah, sesungguhnya Dia (Allah) atas segala sesuatu maha kuasa, dan berbuat apa yang dikehendaki-Nya.
Takdir merupakan salah satu dari enam Rukun Iman, Kata Qadha dan Qadhar berasal dari bahasa arab, yang mengandung banyak arti, dalam pembahasan ini kata qadha berarti memutuskan atau keputusan dan kata tersebut dihibungkan dengan kata Allah dibelakangnya, maka qadha dan qadhar Allah dapat berarti keputusan Allah dan ukuran yang ditetapkan oleh Allah swt.
Qadha dan Qadhar adalah kata yang mengacu kepada keputusan swt, sedangkan takdir adalah kata yang mengacu kepada ukuran atau ketentuan mengenai segala sesuatu dari Allah SWT.

DAFTAR PUSTAKA

Ibnu Taimiyah, Aqidah Islam Menurut Ibnu Taimiyah, Bandung: PT. Al-Ma’arif, 1992.
M.H.ash-Shidieqy, Sejarah Penghantar Ilmu Tauhid/kalam, Jakarta: Bulan Bintang, 1992.

No comments:

Post a Comment