Thursday, April 26, 2012

Sistem Syaraf dan Otak dalam Al-Quran


SISTEM SYARAF DAN OTAK DALAM AL- QUR’AN

       Banyak sekali pemahaman – pemahaman mengenai akal yang terdapat dalam Al-qur’an , kita tahu bahwa segala yang ada dalam diri kita dan dalam kehidupan ini bersumber dari Al-qur’an , Al-Qur’an memiliki cakupan yang luas tentang  akal dan otak, seperti pada ayat berikut ini :
 (Orang yang berakal adalah) orang-orang yang mengingat (yadzkuruna) Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka berpikir (yatafakkaruna) tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.
Dalam pemahaman saya , bahwa Al-Qur’an menjelaskan bahwa orang-orang yang berakal adalah orang-orang yang memadukan fungsi antara pikiran (Cortex) dan perasaan (sistem limbik) secara maksimum, sehingga ketika memperoleh keyakinan (kesimpulan tertinggi berupa keimanan) bakal menggetarkan jantung-hati (Qalb), yang berada di dalam dada.
       Dalam penjelasan lebih luas, saya mencoba mengaitkan dengan beberapa teori yang diajukan oleh ilmuwan–ilmuwan islam yang merujuk pada kitab suci Al-qur’an , dijelaskannya bahwa didlam otak manusia terdapat Cortex Cerebri, atau sering disebut Cortex saja. Disinilah pusat aktifitas pikiran manusia berada. Dan, ternyata seluruh peradaban manusia dihasilkan oleh aktifitas kulit otak ini. Itu pula, kenapa dunia binatang tidak memiliki peradaban seperti manusia – tidak punya sains, teknologi, seni budaya, bahkan agama–karena mereka tidak mempunyai Cortex tersebut di otaknya.
Lebih jauh, sangat menarik mendapati kenyataan bahwa pusat penglihatan dan pendengaran manusia ternyata juga terdapat di Cortex-nya. Pusat penglihatan berada di kulit otak bagian belakang, sedangkan pusat pendengaran berada di bagian samping. Berarti, proses melihat dan mendengar itu sebenarnya identik dengan proses berpikir. Orang yang melamun, meskipun bisa melihat dengan mata dan mendengar dengan telinga, dia tidak bisa memahami apa yang sedang dilihat dan didengarnya. Pada saat demikian, dia tidak sedang mengaktifkan daya pikir Cortexnya secara utuh, sehingga bisa disebut setara dengan binatang. Itulah orang yang disebut lalai oleh al Qur’an.
Selain itu juga manusia juga memiliki getaran qalbu, sehingga getaran ini melahirkan sebuah kepahaman. getaran Qalb yang ada di jantung merupakan resonansi getaran yang berasal dari Sistem Limbik di otak tengah. Dengan kata lain, Qalb merupakan cerminan apa yang terjadi di Sistem Limbik. Masalahnya, getaran apakah yang paling dominan sedang mengisi Sistem Limbik, maka itulah yang diresonansikan ke jantung.
Sistem Limbik juga merujuk ke getaran rasional yang bersumber dari Hipocampus. Getaran yang muncul di otak tengah ini sebenarnya sudah merupakan perpaduan antara emosi dan rasio. Itulah yang dikenal sebagai perasaan yang kemudian menggetarkan jantung.
Pada kenyataannya, Hipocampus merupakan pusat memori yang menyimpan kesimpulan proses-proses rasional yang terjadi di Cortex. Secara fisiologis, Hipocampus terbentuk dari perluasan kulit otak yang melipat ke bagian dalam otak tengah. Bentuknya seperti huruf C. Dengan demikian, meskipun Hipocampus berada di bagian dalam otak, sebenarnya ia adalah bagian dari Cortex yang bekerja secara rasional, logis, dan analitis pula.
       Maka, proses berpikir lewat penglihatan dan pendengaran yang terjadi di Cortex pun bakal masuk dan tersimpan di Hipocampus. Dan setelah dikoordinasikan dengan fungsi Amygdala, beserta komponen Sistem Limbik lainnya, ia akan menjadi getaran yang diteruskan ke jantung sebagai desiran Qalb. Saat itulah kita merasakan sensasi perasaan.
Memang dalam kaitan antara akal dan qalbu sering dilakukan oleh para ilmuwan–ilmuwan islam, karna dalam proses diatas bahwa proses berfikir memang saling berhubungan dengan qalbu.
Selaras dengan kitab suci Al-Qur’an, Rasulullah saw juga bersabda “ yang pertama kali diciptakan oleh allah adalah aku. lalu allah berkata kepadanya “datanglah kemari”, maka akalpun datang kepadanya.kata Allah :”demi kemuliaan serta keagunganku, tidaklah aku ciptakan makhluk yang lebih muia bagiku daripada kamu. dengan engkaulah aku mengambil dan dengan engkaulah aku memberi. dengan engkau aku memberikan pahala dan dengan engkaulah aku memberi hukuman.”
Sabda Rasulullah saw yang lainnya adalah “aku bertanya pada jibril apakah yang dinamakan kepempinan itu? jibril menjawab:  akal”.
Hakikat akal adalah naluri yang dipergunakan untuk memahami pengetahuan–pengetahuan yang bersifat teoritis. seolah oleh akal itu adalah cahaya yang dimasukkan kedalam jiwa sehingga manusia siap memahami sesuatu dan ini berbeda–beda menurut perbedaan– perbedaan naluri.
Jika akal kita dijadikan sebuah naluri yang luar biasa terhadap daya cipta dan karya kita, maka bersiaplah kita akan mendapat sebuah keajaiban yang luar biasa, dari hal ini saya teringat lagi dengan kata-kata awal yang menginspirasi saya dalam menggunakan akal, yaitu pikiran / akal bukanlah sebuah wadah yang harus diisi melainkan api yang haru dinyalakan. hormon–hormon yang ada dalam akal sangat mudah beraksi, sehingga ketika kita berfikir untuk menjadi besar, maka kita benar-benar kita akan mendapatkan, tentunya melalui proses akal.
Al-Qur’an memberikan ilustrasi bahwa bentuk siksaan kepada orang-orang yang durhaka berupa derita sangat pedih yang diakibatkan luka bakar dikulit.

(إنَّ الذٌينّ كّفّرٍوا بٌآيّاتٌنّا سّوًفّ نصليهم نّارْا كٍلَّمّا نّضٌجّتً جلودهم بدلناهم جلوداَ غيرها ليذوقوا العّذّابّ إنَّ اللَّهّ كّانّ عّزٌيزْا حّكٌيمْا ) (النساء56).

Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS 4:56.).
Professor Tejatat Tejasen is the Chairman of the Department of Anatomy pada Chiang Mai University, Chiang Mai, Thailand masuk Islam setelah baca ayat diatas...
Menarik ditinjau dari perspektif kedokteran mengapa penyebutan kulit dikaitkan dengan sensasi nyeri yang diderita para penghuni api jahanam itu.
Menurut defenisi IASP (International Association for the Study of Pain) 1979, nyeri didefenisikan sebagai sensori (rasa indrawi) dan pengalaman emosional yang tidak menyenangkan akibat adanya kerusakan jaringan yang nyata atau yang berpotensi rusak, atau tergambarkan seperti itu. Menyitir salah satu defenisi tersebut, proses yang obyektif nyata yang terjadi bila nyeri muncul adalah akibat kerusakan jaringan. Kerusakan ini bisa disebabkan pelbagai faktor (trauma fisik, trauma kimiawi trauma thermis dll).

Akhir Ujung Syaraf Bebas
Mungkin secara awam, orang banyak menduga bahwa seluruh bagian tubuh kita sensitif terhadap perasaan nyeri, ternyata setelah ilmu anatomi dan fisiologi berkembang; dugaan seperti itu tidak benar sama sekali. Ada bagian-bagian tertentu dalam tubuh kita yang berperan spesifik untuk merespons atau mengantar sensasi nyeri, yakni ujung syaraf bebas. Dan ternyata tidak semua ujung-ujung syaraf berperan sebagai sarana pengangkut sensasi nyeri, ternyata kini diketahui hanya 2 tipe serabut syaraf yang berperan sebagai pengangkut nyeri yakni syaraf C dan A (delta). Ujung akhiran syaraf (NERVE ENDING) penghantar nyeri tersebut secara histologis “hanya terdapat pada lapisan kulit (dermis) saja !”.

Bila dokter mau melakukan sebuah sayatan bedah, maka dokter biasanya menyuntikkan obat blok terhadap syaraf tersebut (anestetik local) hal itu dimaksudkan agar signal nyeri akibat kerusakan jaringan tidak diteruskan ke sentral sehingga pasien yang tengah diiris, dipotong, disayat jaringan tubuhnya tidak merasa sakit sama sekali. Dan agar diketahui, sensasi sakit tersebut hanya ada pada lapisan kulit saja (otot, lapisan lemak tidak menyebabkan sensasi sakit sama sekali bila dilukai).
Itulah mengapa Qur’an mengatakan ”Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab....”

Sempurnanya Luka Bakar
Diantara semua bentuk musibah fisik yang dialami manusia, boleh dibilang kecelakaan akibat luka bakar merupakan musibah yang paling sial dari semua musibah-musibah yang ada dimuka bumi. Komplikasi akibat luka bakar sangat kompleks (dari ujung rambut hingga ujung kaki) dan sukar ditangani, biasanya pasien-pasien yang menderita luka bakar dengan prosentasi yang tinggi akan meninggal dunia, sukar memanage korban luka bakar.
Mulai dari, pembengkakan pada daerah orofarings, intoksikasi karbon, dehidrasi berat, asidosis, ancaman gagal ginjal, kebocoran kapiler diseluruh tubuh, hingga ancaman sepsis berat akibat infeksi.... semua model symptom menakutkan dan mematikan ada dalam korban ”luka bakar”,
Pantas bila Qur’an menyebut ”pembakaran” adalah model siksaan yang paling pedih, bukan model-model lain seperti (pentungan, pukulan...dsb).

SUMBER
http://agungiranda.wordpress.com/2011/03/07/akal-dan-otak-dalam-al-quranartikel/

1 comment: