Friday, May 4, 2012

The Bullshit Relationship!!!!

The Bullshit Relationship!!!!!
Ketika rasa ini kembali singgah di hati, nostalgia suasana hati beberapa tahun yang lalu. Cinta, mayoritas manusia di muka bumi ini menyebutnya. Tak perlu panjang lebar menerangkan apa itu cinta karena sudah jutaan kali orang memaparkannya, mulai dari yang biasa sampai yang luar biadab. Godaan untuk terjun ke arah sana memang sangat besar, menjadikan pertarungan batin yang begitu dahsyat. Berkaca pada pengalaman sebelumnya, yang mana dengan jatuh cinta semuanya menjadi gila, terlebih lagi apabila di ungkapkan, semakin abnormal saja sang pelakunya. 

Walaupun pada awalnya niat untuk menjalin hubungan ini sangat mulia, untuk saling mengingatkan, untuk salin menasehati, bertukar pikiran dsb. Akan tetapi, apabila sesuatu yang dilakukan dalam bingkai kemaksiatan maka segala sesuatu yang di dalamnya pun ikut kecipratan dosanya. Mengingatkan untuk tahajjud, misalkan, akan tetapi di balik niat baik itu sesungguhnya ada motif yang lebih besar seperti untuk memberikan perhatian padahalkan ini sudah termasuk kaategori riya. Perasaan mengalahkan akal sehat, lihat mana yang lebih bermanfaat bagi anda, walaupun pada dasarnya prestasi di tempat belajar tidak menurun akan tetapi dalam aspek non-rill seperti ibadah, doa yang tak kunjung terkabul ataupun menjalani hidup seperti terlalu banyak masalah yang menimpa. Semua itu bisa disebabkan karena dosa yang dilakukan tak kunjung berhenti.

   Sangat lucu ketika melihat orang yang sedang bersimpuh di atas karpet masjid, mulutnya komat-komit mengucapkan doa, meminta kepada yang maha Suci. Akan tetapi, perilakunya sehari-hari jauh dari nilai-nilai ke Islaman seperti cara berinteraksi yang salah dengan lawan jenis. Mungkin dia tidak tahu kriteria doa yang akan terkabul, bisa saja seperti itu. Sangat di sayangkan ketika melihat seseorang yang nampak dari luar begitu religius akan tetapi di sisi lain dia begitu bertentangan dengan nilai-nilai religi. Ok, penulis sekarang berkata jujur. Dalam tulisan ini penulis ingin mengungkapakan opini penulis tentang fenomena pacaran dewasa ini. Penulis sangat memaklumi jiwa-jiwa muda yang penasaran akan sesuatu yang baru seperti pacaran dsb. Karena pada dasarnya penulis sendiri pun pernah mengalami masa-masa begitu, ingin sekali seperti orang lain. Hikmah yang dapat di ambil adalah:
.      1. Pada awalnya sangat menyenangkan akan tetapi setelah berjalan beberapa lama akhirnya dapat membuat kesimpulan bahwa yang di jalani sekarang ini adalah perbuatan yang tidak di sukai Allah dan Rasul-Nya.
2.      Menyadari bahwa yang di jalani merupakan salahsatu penghambat kesempurnaan ibadah karena menjalankan agama itu harus totalitas, jangan hanya tahu ajarannya saja akan tetapi perilaku bertentangan dengan ajaran yang di ketahui itu.
3.      Ada yang mengatakan dengan adanya pasangan akan memotivasi agar lebih berprestasi, disiplin, rajin ibadah dsb. Secara kasat mata memang sperti itu, akan tetapi setelah di jalani ternyata mayoritas orang mengatakan lebih banyak efek negatifnya karena ketika bahagia pikiran terus memikirkannya dan ketika ada masalah tetap juga memikirkannya. Mengawang-ngawang terbang jauh ke alam khyalan, membayangkan berduan bermesraan di taman yang indah. Membayangkan diri ini yang penuh salah pada dirinya, dia yang salah, bertahan dengan diam agar dia merasa bersalah, negatifnya. Kalau saja motivasi itu datang karena mengharap cinta Allah, pasti akan berbeda ceritanya.
4.      Bertestimoni ke unggulan dan kekurangan diri demi mendapatkan pengertian dan perhatian lebih. Terkadang dibumbui kebohongan-kebohongan menuju kehancuran.
5.      Mulai berfikit negative bahkan vulgar. Dari sekedar menempelkan baju sampai dengan menepelkan kulit.
6.      Memandang dengan penuh kasih sayang, lama kelamaan memandang dengan motif birahi.
7.      Memperhatikan bentuk tubuh kemudian membayangkan apa di dalamnya? Dan kemudian seperti apa rasanya?. Membuat target-target “memesumi”, crazy thought.
8.      Perkataan kurang ajar, vulgar, genit, manja, bohong, dusta, munafik demi berwarnanya hubungan.

Begitu indahnya orang-orang yang dapat mengalahkan perasaan pragmatis pembawa dilematis dalam hidup, mereka percaya ada usaha untuk mendapatkan itu tanpa harus mengorbankan tujuan hidup di dunia.

Pikiran moderat memandu ke arah pertengahan, seperti mengaharap pahala dan siksa. Dalam islam ada yang di sebut ta’aruf. Ta’aruf tidak boleh berlebihan, cukup mengenal fisik dan kepribadian yang diahalalkan untuk diketahui. Khitbah lalu nikah. Maka berpacaranlah setelah menikah.

2 comments:

  1. realitanya jaman sekarang kan kalo anak muda diceramahin jangan pacaran pake dalil agama mah nganggap yang ceramahnya ga laku om..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Itulah realita zaman sekarang, dalam ayat al-qur'an di katakan, “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (Al-Baqarah: 216)

      Delete